12.28.2011

Animator Ipin Upin, Shrek, dan Tintin ternyata dari Indonesia

Siapa sangka kalau film Ipin Upin yang sangat popular dan digemari yang berasal dari Malaysia itu salah satu animatornya adalah dari Indonesia. Kiki panggilan akrab anak ikang fauzi ini saat memulai Karirnya saat ikut program magang di perusahaan di Las’ Copaque Production (rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin).

Yang lebih membanggakan lagi adalah Griselda Sastrawinata, dia adalah anak Indonesia yang menjadi salah satu animator film animasi Holywood, Shrek. Griselda bekerja sebagai animator di studio film ternama Dreamworks di California, Amerika Serikat, yang menghasilkan film-film animasi terkenal seperti Shrek, Madagascar, Kungfu Panda & Bee Movie.

Ia bekerja sebagai visual development artist, di Artistic Department. Griselda adalah 1 dari 5 perempuan yang bekerja sebagai artist di Dreamworks.

Proyek yang dikerjakan Griselda adalah film Shrek Forever After dan ia terlibat menciptakan sebuah karakter atau tokoh baru dalam serial yang pertama kali diluncurkan tahun 2001 tersebut. Ia sudah 3 tahun bekerja di sana. Tantangan utamanya bekerja di Dreamworks adalah dikejar tenggat waktu (dealine).

Begitu juga yang tak kalah membanggakan adalah Rini Sugianto. Dia tercatat sebagai animator utama untuk film produksi Hollywood dalam film animasi Tintin, “The Adventures of Tintin” Rini yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru, baru-baru ini ikut menggarap film "The Adventures of Tintin." Sebelumnya, Rini yang adalah lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California rela untuk meninggalkan pekerjaan dan kehidupannya di Amerika dan pindah ke Selandia Baru, setelah mendapat tawaran untuk menggarap film yang disutradarai oleh Stephen Spielberg ini.

Dalam film "The Adventures of Tintin," Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. dia mengerjakan paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin, “Yang paling besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari aslinya,” tambah Rini. Penggarapan film "The Adventures of Tintin" ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu."

Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini. Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. “Sekarang lagi ngerjain film "The Avengers," jadi kalau pada nonton film "Thor" dan "Captain America" dulu, ada klip-klipnya untuk "The Avengers." Ini gabungan semua superhero,” jelasnya.

Kita patut berbangga, siapa lagi menyusul anak-anak Indonesia…

Syams, dari berbagai sumber

12.15.2011

Rp 1 Triliun untuk 9 Juta Siswa SMA/SMK

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganggarkan Rp 1 triliun untuk penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sembilan juta siswa SMA/SMK pada tahun 2012 mendatang. Dana BOS bagi siswa SMA/SMK memang akan mulai dirintis oleh Kemdikbud mulai 2012.

Program ini sebagai upaya untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun, dengan nominal sebesar Rp 120 ribu per tahun untuk setiap siswa.
Mungkin baru pada tahun 2013/2014 BOS untuk siswa SMA/SMK akan diberikan secara penuh
Mendikbud M Nuh: "Ini murni dana BOS, bukan beasiswa miskin. Untuk siswa miskin sudah ada dalam beasiswa miskin," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nuh, Senin (12/12/2011), di Jakarta.

Akan tetapi, Nuh mengakui, dana BOS tersebut belum mampu menutupi seluruh kebutuhan operasional sekolah. Ia mengungkapkan, BOS untuk siswa SMA/SMK ini baru merupakan sebuah rintisan untuk membangun sistem yang baik sebelum dana tersebut digelontorkan dalam jumlah yang lebih besar.

Ia menjelaskan, unit cost untuk masing-masing siswa SMA/SMK di setiap tahunnya mencapai sekitar Rp 1 juta. Menurut perhitungan Kemdikbud, setidaknya perlu disiapkan anggaran sebesar Rp 9 triliun jika ingin memberikan dana BOS untuk sembilan juta siswa sekolah setingkat SMA/SMK dengan nominal Rp 1 juta di setiap tahunnya.

"Kami sengaja tidak langsung memberikan penuh, karena selain terbatasnya anggaran, kami juga ingin membangun sistemnya terlebih dahulu. Mungkin baru pada tahun 2013/2014 BOS untuk siswa SMA/SMK akan diberikan secara penuh," katanya.

Dana BOS untuk siswa SMA/SMK akan diambil dari alokasi dana pendidikan melalui Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Nuh, semua harus disiapkan karena berdasarkan pengalaman, dalam beberapa tahun terakhir anggaran pendidikan selalu mengalami peningkatan sekitar Rp 40 triliun. Peningkatan anggaran itu akan digunakan untuk membayar tunjangan sertifikasi, dan memberikan dana BOS pada pendidikan menengah guna mewujudkan wajib belajar 12 tahun.

"Ketika ada BOS, maka populasi siswa SMA akan naik, tapi jika naik tanpa persiapan kami khawatir akan menjadi masalah baru. Maka kami rintis ini untuk membentuk sistem yang kuat," kata Nuh.
Sumber: KOMPAS.com

12.13.2011

Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya dilaksanakan setelah anggota TPS mendapat pelatihan.

Informasi ringkas tentang EDS dapat dilihat di bawah ini:
1. Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi Diri Sekolah?
Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Melalui EDS kekuatan dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi.
Proses evaluasi diri sekolah merupakan siklus, yang dimulai dengan pembentukan TPS, pelatihan penggunaan Instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
TPS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam Instrumen. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan sekolah.
EDS juga akan melihat visi dan misi sekolah. Apabila sekolah belum memiliki visi dan misi, maka diharapkan kegiatan ini akan memacu sekolah membuat atau memperbaiki visi dan misi dalam mencapai kinerja sekolah yang diinginkan.
Hasil EDS digunakan sebagai bahan untuk menetapkan aspek yang menjadi prioritas dalam rencana peningkatan dan pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
Laporan hasil EDS digunakan oleh Pengawas untuk kepentingan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai bahan penyusunan perencanaan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota.

2. Apa yang diperoleh sekolah dari hasil EDS?
Seberapa baik kinerja sekolah? Dengan EDS akan diperoleh informasi mengenai pengelolaan sekolah yang telah memenuhi SNP untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
Bagaimana mengetahui kinerja sekolah sesungguhnya? Dengan EDS akan diperoleh informasi tentang kinerja sekolah yang sebenarnya dan informasi tersebut diverifikasi dengan bukti-bukti fisik yang sesuai.
Bagaimana memperbaiki kinerja sekolah? Sekolah menggunakan informasi yang dikumpulkan dalam EDS untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas bagi peningkatan sekolah dan digunakan untuk mempersiapkan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.

3. Keuntungan apa yang akan diperoleh sekolah dari EDS?
Sekolah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut.
Sekolah mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan upaya peningkatan, dan melakukan penyesuaian program-program yang ada.
Sekolah mampu mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.
Sekolah dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan 8 SNP.
Sekolah dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan tentang kemajuan dan hasil yang dicapai.

4. Seberapa sering sekolah melakukan EDS?
Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali.

5. Bagaimana bentuk Instrumen EDS?
Instrumen EDS terdiri dari 8 (delapan) bagian sesuai dengan 8 SNP. Setiap bagian terdiri atas :
· Serangkaian pertanyaan terkait dengan SNP sebagai dasar bagi sekolah dalam memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif.
· Setiap standar bisa terdiri dari beberapa aspek yang memberikan gambaran lebih menyeluruh
· Setiap aspek dari standar terdiri dari 4 tingkat pencapaian : tingkat pencapaian 1 berarti kurang, 2 berarti sedang, 3 berarti baik, dan 4 berarti amat baik.
· Tiap tingkatan pencapaian mempunyai beberapa indikator.
· Pada bagian akhir dari aspek setiap standar, terdapat halaman rekapitulasi untuk menuliskan hasil penilaian pencapaian yang diperoleh. Halaman rekapitulasi ini terdiri dari bukti fisik yang menguatkan pengakuan atas tingkat pencapaian, deskripsi umum temuan yang diperoleh untuk menilai aspek tersebut, dan penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah.
· Sejumlah pertanyaan terkait dengan 8 SNP yang paling erat hubungannya dengan mutu pembelajaran dan aspek-aspek yang perlu dikembangkan bagi keperluan penyusunan rencana peningkatan sekolah.
· Tingkat pencapaian pada tiap Standar dalam Instrumen ini dapat digunakan sekolah untuk menilai kinerjanya pada standar tertentu.

6. Bagaimana sekolah menggunakan tingkat pencapaian?
Anggota TPS secara bersama mencermati Instrumen EDS pada setiap aspek dari setiap standar. Sebaiknya perlu disiapkan peraturan menteri, indikator atau peraturan pemerintah yang berkaitan dengan SNP sebagai rujukan.
Berdasarkan kondisi nyata sekolah, anggota TPS menilai apakah sekolah mereka termasuk dalam tingkatan 1, 2, 3 atau 4 dalam pencapaian 8 SNP ini. Misalnya pada Standar Isi ada aspek kesesuaian dan relevansi kurikulum serta aspek penyediaan kebutuhan untuk pengembangan diri. Bisa saja aspek kesesuaian dan relevansi kurikulum berada di tingkat 4, tapi aspek kebutuhan untuk pengembangan diri ada di tingkat 2. Ini tidak menjadi masalah. Tingkat pencapaian pada setiap standar menggambarkan keadaan seperti apa kondisi kinerja sekolah pada saat dilakukan penialian terkait dengan pertanyaan tertentu.
Setelah menentukan tingkat pencapaiannya, sekolah perlu menyertakan bukti fisik atas pengakuannya. Contoh bukti fisik atas keikutsertaan masyarakat dalam kehidupan sekolah berupa rapat komite sekolah, notulen, daftar hadir, dan undangan.
Hasil semua penilaian dan penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah untuk aspek tertentu pada setiap standar ditulis pada lembar laporan penilaian atau rekapitulasi dengan menyertakan bukti fisik yang sesuai (lihat keterangan pada nomor 5 di atas).
Sekolah menetapkan tingkat pencapaian kinerja dan bukan hanya sekedar memberikan tanda cek (contreng) pada setiap butir dalam Instrumen EDS.
Tingkat pencapaian kinerja sekolah bisa berbeda dalam aspek yang berbeda pula. Hal ini penting sebab sekolah harus memberikan laporan kinerja apa adanya. Dalam pelaksanaan EDS yang dilakukan setiap tahun, sekolah mempunyai dasar nyata aspek dan standar yang memerlukan perbaikan secara terus-menerus.
Dengan menggunakan Instrumen EDS ini, sekolah dapat mengukur dampak kinerjanya terhadap pembelajaran peserta didik. Sekolah juga dapat memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik.

7. Jenis bukti apa yang dapat ditunjukkan?
Bukti fisik yang menggambarkan tingkat pencapaian harus sesuai dengan aspek atau standar yang dinilai. Untuk itu perlu dimanfaatkan berbagai sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai bukti fisik misalnya kajian catatan, hasil observasi, dan hasil wawancara/konsultasi dengan pemangku kepentingan seperti komite sekolah, orang tua, guru-guru, siswa, dan unsur lain yang terkait.
Perlu diingat bahwa informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan dapat berasal dari informasi kuantitatif. Sebagai contoh, Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) tidak sekedar merupakan catatan mengenai bagaimana pengajaran dilaksanakan. Keberadaan dokumen kurikulum bukan satu-satunya bukti bahwa kurikulum telah dilaksanakan.
Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah sebagai bukti tingkat pencapaian tertentu. Selain itu, sekolah perlu juga menunjukkan sumber bukti fisik lainnya yang sesuai.

8. Bagaimana proses EDS membantu penyusunan rencana pengembangan sekolah?
· TPS menganalisis informasi yang dikumpulkan, menggunakannya untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
· Berdasarkan hasil EDS, sekolah mengembangkan RPS dengan prioritas peningkatan mutu kinerja sekolah yang dirumuskan secara jelas, dapat diobservasi dan diukur. Dengan demikian, RPS menjadi dokumen kinerja sekolah yang meliputi aspek implementasi, skala prioritas, batas waktu, dan ukuran keberhasilannya.
· Proses EDS berkaitan dengan aspek perubahan dan peningkatan. Upaya perubahan dan peningkatan tersebut hanya bermanfaat apabila diwujudkan dalam perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar peserta didik. Diharapkan dengan adanya ragam data dan informasi yang diperoleh dari hasil EDS, sekolah bukan saja dapat merumuskan perencanaan pengembangan dengan tepat, akan tetapi penilaian kemajuan di masa depan juga akan lebih mudah dilakukan dengan tersedianya data yang dapat dipercaya. Hal tersebut dengan sendirinya memudahkan sekolah untuk menunjukkan hasil-hasil upaya peningkatan mereka setiap saat.

9. Laporan apa yang perlu disiapkan?
· Sekolah menyusun laporan hasil EDS dengan menggunakan format yang terpisah, yang menyajikan tingkat pencapaian serta bukti-bukti yang digunakannya. Hasil EDS digunakan untuk dasar penyusunan RPS sekolah, namun dilaporkan juga ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kandepag untuk dianalisis lanjut dengan memanfaatkan EMIS (Educational Management Information System/Sistem Informasi Manajemen Pendidikan) bagi keperluan perencanaan dan berbagai kegiatan peningkatan mutu lainnya.
· Laporan sekolah yang mengungkapkan berbagai temuan dapat digunakan untuk melakukan validasi internal (menilai dan mencocokkan) oleh pengawas sekolah, dan validasi external dengan menggunakan beberapa sekolah oleh Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) pada tingkat kecamatan dengan bantuan staf penjaminan mutu dari LPMP.
· Hasil EDS merupakan bagian yang penting dalam kegiatan monitoring kinerja sekolah oleh pemerintah daerah dalam rangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.

11.22.2011

PP LP Ma’arif NU dan Direktorat PSMP Kemdikbud RI Kerjasama Survey PKBM Paket B

Lembaga Pendidikan Ma’arif NU menjadi salah satu lembaga yang diajak bekersama oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan survey nasional terhadap Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), khususnya paket B. Proyek tersebut dijalankan selama 3 bulan (Oktober - Desember 2011), dengan tujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi PKBM Paket B yang tersebar di seluruh Indonesia, baik dari segi legalitas lembaga, manajemen pengelolaan, kondisi peserta didik, kondisi tenaga pendidik dan kependidikan, serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Lembaga lain yang juga berpartisipasi dalam program ini adalah Yayasan CLC  Jakarta.

Program Paket B mempunyai peran signifikan bagi perluasan akses pendidikan maupun peningkatan mutu pendidikan. Program inilah yang bisa menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh kelompok tertentu di masyarakat yang selama ini mempunyai kendala dalam mengikuti pendidikan di jenjang formal. Lulusan program ini, menurut Mamat S. Burhanuddin, Sekretaris PP LP Ma’arif NU, disetarakan dengan lulusan sekolah atau madrasah (formal), sehingga dapat melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan terjaring gambaran yang utuh dan menyeluruh mengenai lembaga-lembaga yang ada di masyarakat yang menyelenggarakan program paket B.

Dalam proses identifikasi, PP LP Ma’arif NU memaksimalkan jaringannya di tingkat wilayah dan kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Program ini melibatkan 16 orang koordinator provinsi, dan lebih dari 300 orang sebagai petugas lapangan untuk mendata PKBM yang tersebar di 16 propinsi. Terhadap 17 propinsi lainnya, pendataan dilakukan oleh Yayasan CLC.

Output dari kegiatan ini adalah direktori PKBM baik tingkat nasional maupun propinsi. Pada akhirnya nanti, hasil pendataan yang dilakukan oleh LP Ma’arif NU dan Yayasan CLC akan disatukan menjadi data resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber: http://www.maarif-nu.or.id

11.20.2011

Siswa Madrasah Raih Medali Lomba Matematika Internasional

Siswa-siswa madrasah kembali menorehkan prestasi. Para siswa juga santri Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Pemekasan, Jawa Timur meraih medali dan penghargaan dalam ajang lomba matematika internasional di Beijing, Cina, dan India.


Mereka diterima Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Mohammad Ali di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (8/11). Dirjen Pendis sangat mengapresiasi keberhasilan tersebut, selain menjanjikan perbaikan fasilitas pendidikan di pesantren, ia juga menjanjikan akan memberikan tiket khusus pada siswa peraih medali untuk bisa memilih perguruan tinggi yang dipilih mereka kelak. tanpa harus mengikuti test masuk PTN tersebut.

Dirjen juga berharap, para santri terus memacu prestasi sehingga memberi manfaat yang luas bagi masyarakat, bangsa dan negara. "Ini sebagai tiket jaminan masuk perguruan tinggi," ujarnya seraya meminta agar para siswa memberikan fotocopy sertifikat penghargaan dari panitia lomba kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Adapun mereka yang menyabet medali perunggu dari tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan juga tingkat Aliyah. Empat santri dari MTs dan dua berasal dari santri madrasah Aliyah, satu medali perunggu juga diperoleh dari tim matematika Aliyah.

Menurut Kepala Madrasah Aliyah Darul Ulum Zainuddin Syarif, pihaknya mengirim dua siswa, untuk lomba matematika di Beijing, keduanya menyabet medali perunggu. Sedangkan Kepala MTs Bustanul Ulum, Nokman Affandi mengirim lima siswanya ke lomba matematika internasional tersebut, tiga siswanya untuk mengikuti lomba di Cina dan 2 siswanya ke India.

Menurut Ahmad Faisal, ketua pembina lomba dari Erick Institut, dalam lomba yang dilaksanakan 2 s.d. 6 Nopember 2011 kemarin, peserta Indonesia harus bersaing dengan banyak negara termasuk dari Amerika Serikat, Cina, Korea Selatan, dan Malaysia.

Faisal yang akrab dipanggil Erick juga menyebutkan latar belakang para santri itu bukanlah berasal dari kalangan kaum berada dan seleksi serta pembinaannyapun tidak membutuhkan waktu khusus, setelah diseleksi dari sekolah masing-masing, mereka lalu dibina setiap minggu sambil diseleksi kembali.

Siswa yang dinilai memiliki kelebihan, sebelum diberangkatkan, siswa lalu memasuki pendidikan khusus/karantina selama dua bulan dan dibina setiap hari, kecuali hari Jumat karena di pesantren, jumat merupakan hari libur.

"Jadi santri yang ikut bukan dari kalangan masyarakat mampu yang didukung oleh gizi yang baik serta fasilitas yang cukup, mereka dari kalangan masyarakat kebanyakan dengan ekonomi terbatas," ujar Faisal. Seraya menyebutkan keberhasilan mereka tak lepas dari banyaknya dorongan doa dari kalangan pesantren sendiri.

Faisal juga mengatakan, Pesantren Bustanul Ulum, Tagangser Laok Waru, Pamekasan, juga berhasil meloloskan dua santrinya untuk mengikuti Kompetisi Matematika Internasional WIZARD at Mathematics International Competition (WIZMIC) 2011 di Lucknow, India pada 21 s.d. 24 Oktober 2011. Kedua santri berprestasi itu adalah Nabiyah dan Erik Sugistiono, Nabiyah memperoleh medali perunggu.(ks)

sumber : www.kemenag.go.id

11.16.2011

Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa



Dokumen Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, dapat diunduh di tautan berikut ini.

Kemendiknas Tak Akan Ubah Formulasi UN 2012

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tidak akan mengubah formulasi Ujian Nasional (UN) 2012. Formula lama yakni 60 persen nilai dari UN dan 40 persen nilai dari ujian sekolah.

"Formulasi UN akan tetap, karena persentasi 40 persen untuk ujian sekolah itu sudah menunjukkan adanya keseimbangan dalam peran sekolah," kata Staf Khusus Mendiknas, Sukemi di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (16/10). Sukemi ditemui di sela-sela penjurian Pagelaran Mahasiswa Nasional untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi ke-4 (GemasTIK-4) di Grha ITS.

Ia menjelaskan persentasi 40 persen untuk ujian sekolah sudah menunjukkan peran sekolah. "Kalau peran sekolah sudah semakin bagus, maka tinggal persentasi 60 persen untuk pemerintah yang akan menjadi sarana pemetaan kualitas sekolah. Jadi, UN akan bermanfaat untuk sekolah dan juga pemerintah," katanya.

Bagi sekolah, UN akan menjadi acuan untuk menunjukkan prestasi pembelajaran. Sedangkan UN bagi pemerintah akan menjadi acuan untuk perbaikan kualitas sekolah terkait sarana prasarana, sumber daya manusia, dan sejenisnya. "Agaknya bukan formulasi yang perlu dibenahi dari UN, tapi distribusi soal UN yang perlu dikawal ketat untuk mengurangi kebocoran dari pelaksanaan UN," kata Sukemi yang juga alumni ITS Surabaya itu.(Ant/BEY)

Metrotvnews.com, Surabaya: 

11.10.2011

Lomba Logo, Slogan, dan Animasi Pendidikan Karakter


Kemendikbud mengadakan lomba Loga, Slogan, dan animasi Pendidikan Karakter. Lomba ini tTerbuka bagi masyarakat umum, pelajar, dan mahasiswa.
Pengiriman karya paling lambat 25 November 2011.

Download formulir registrasi :

>>Unduh di sini.

Download pengumuman :

Lomba Poster Pendidikan Karakter

Mutawakkil: Tidak Perlu Berdebat Arah Kiblat

PROBOLINGGO–Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), KH Mutawakil Alallah, meminta masyarakat Muslim tidak mempersoalkan arah kiblat saat menjalankan sholat. Dia mengatakan itu untuk menjawab perdebatan seputar arah kiblat yang diketahui berubah setelah posisi Indonesia bergeser sekitar 7 sentimeter akibat gempa dari arah Kota Makkah.

”Masyarakat tidak perlu memperdebatkan lagi soal arah kiblat. Kesepakatan jumhur ulama baik ber-Mashab Syafii maupun Hanafi, arah sholat cukup menghadap ke Kota Makkah. Tidak harus persis menghadap arah Ka’bah,” katanya kepada Republika.

Kyai asli Probolinggo itu mengatakan, posisi masjid yang sudah menghadap ke barat, tidak perlu lagi dirubah. ”Kalaupun ada pehaman lain soal arah kiblat. Saya meminta khusus warga Nahdliyin, tidak usah ikut-ikutan bingung soal menentukan arah kiblat. Cukup menghadap ke Barat agak condong ke Utara sudah sah dalam menjalankan sholat,” serunya.

Menurut Mutawakil, kemudahan menentukan arah kiblat juga telah dijelaskan dalam Al Quran. Pun begitu, Allah juga menjamin dan memberi keringanan bagi orang-orang yang tak sanggup memastikan arah kiblat ketika sedang bepergian. ”Dalam Al Quran surat Al-Baqarah : 114, dijelaskan soal keringanan yang diberikan Allah kepada mereka yang tak sanggup menentukan arah kiblat seperti saat bepergian atau di tengah lautan. Artinya cukup sholat menghadap Masjidil Haram, sudah cukup. Kita tidak mungkin 100 persen menghadap Ka’bah,” jelasnya.
Sumber: http://nujatim.or.id

Siswa Maarif memperoleh Medali pada Olimpiade Fisika Asia

Minggu, 4 Mei 2008

Siswa Maarif ( SMA Wahid Hasyim 2 Yayasan Pendidikan Maarif) Sidoarjo Jawa Timur memperoleh Medali Perunggu pada Olimpiade Fisika Asia yang diselenggarakan di Mongolia.

MK Kabulkan Sebagian Gugatan UU Sisdiknas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 Pasal 55 Ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ketua MK Mahfud MD saat membacakan putusan menyebut kata ‘dapat’, yang digugat pemohon, bertentangan dengan UUD 1945.

Mahfud menilai, sebagian permohonan pemohon berdasar di mata hukum. “Mengabulkan permohonan para pemohon untuk sebagian,” kata Mahfud di gedung MK, Kamis (29/9). Dari sembilan hakim konstitusi yang mengikuti persidangan, Harjono melakukan dissenting opinion (berbeda pendapat).

Uji materi UU Sisdiknas diajukan oleh Yayasan Salafiyah Pekalongan melalui Machmud Masjkur dan Yayasan Santa Maria Pekalongan lewat pemohon Suster Maria Bernardine.

Dalam pokok permohonannya, pemohon menyatakan pasal 55 Ayat (4) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

Pemohon mendalilkan bahwa frasa ‘dapat’ dalam Pasal 55 Ayat (4) UU Sisdikinas tersebut telah menghilangkan atau setidak-tidaknya berpotensi menghilangkan kewajiban pemerintah yang sekaligus menjadi hak pemohon dalam pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dasar.

Selain itu, frase ‘dapat’ dalam Pasal 55 Ayat (4) UU Sisdiknas itu menghilangkan atau setidak-tidaknya berpotensi menghilangkan hak konstitusional untuk mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum.
SUmber: http://www.http://www.maarif-nu.or.id, Kamis, 20 Oktober 2011

10.21.2011

Kemdikbud Lekatkan Nilai-Nilai Budaya

Sumber: http://kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/95
Tanggal: 10/19/2011

Kemdikbud ingin menumbuhkan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap nilai-nilai budaya. Kemdikbud akan berusaha menggali warisan budaya yang belum ditemukan.

Jakarta-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) resmi berubah nama menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik kabinet hasil perombakan, Rabu (19/10) pagi, di Istana Negara, Jakarta.
Sesuai Keppres No.59/P/Tahun 2011, Mendiknas Mohammad Nuh resmi berganti jabatan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Kepemimpinannya di Kemdikbud dibantu dua wakil menteri, yaitu Musliar Kasim untuk bidang pendidikan Wiendu Nuryanti untuk bidang kebudayaan.
Menteri Nuh mengatakan, ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Yang pertama adalah ingin nilai-nilai budaya melekat dalam proses pendidikan kita,” ujarnya ketika menggelar jumpa pers di Gedung A Kemdikbud, Rabu siang, (19/10).
Kedua, Kemdikbud ingin menumbuhkan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap nilai-nilai budaya. Ia memberi contoh apresiasi anak-anak terhadap museum. Menurutnya, kehadiran museum belum bisa menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk mempelajari sejarah atau nilai budaya. “Museum belum bisa memunculkan nilai atraktif”.
Tujuan yang terakhir, Kemdikbud akan berusaha menggali warisan budaya yang belum ditemukan. Saat ini, warisan budaya Indonesia yang telah diangkat menjadi warisan budaya dunia antara lain batik, wayang, keris dan angklung. Untuk ke depannya, diharapkan akan bertambah warisan budaya Indonesia yang dikenal masyarakat dunia.
Adapun Musliar Kasim mengatakan, penyatuan visi pendidikan dan kebudayaan ke dalam satu kementerian harus bisa saling mengisi. “Anak didik harus punya kecerdasan yang baik, tapi juga memiliki karakter budaya Indonesia,” tuturnya.
Sedangkan Windu, yang juga Guru Besar UGM mengatakan, akan memprioritaskan terselesaikannya cetak biru pembangunan nasional kebudayaan. “Tujuan cetak biru itu untuk jadi panduan, berisi kebijakan-kebijakan ke depan, 15 atau 20 tahun ke depan.” Dalam cetak biru tersebut akan dijabarkan strategi dan program-program untuk pembangunan nasional kebudayaan. (Lian)

Download : Bahan Pelatihan Kurikulum Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

8.27.2011

Hari Efektif Pasca Libur Hari Raya

Sesuai dengan kalender pendidikan Jawa Timur, diumumkan bahwa hari pertama masuk efektif setelah Libur Hari Raya Idul Fitri adalah tanggal 8 September 2011. Segenap Civitas Akademika harap masuk pada tanggal tersebut, untuk melakukan Halal Bi Halal, silaturahmi dengan lingkungan sekolah dan para pengurus.
Demikian Pengumuman ini, terima kasih.

5.27.2011

Madrasah Aliyah Program Keterampilan

Madrasah Aliyah Program Keterampilan

Dalam kesempatan wisuda angkatan XXII, Sabtu 21 Mei 2011, MA Ma'arif Balong meresmikan Program Keterampilan, yang meliputi Teknisi Komputer, Design Grafis, Tata Busana, dan Otomotif. Dalam kesempatan itu pulalah, diadakan acara penandatanganan Berita Acara oleh Ketua LP Ma'arif Ponorogo, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, dan Bupati Ponorogo. Berita Acara ini akan menjadi persyaratan untuk mengajukan pengesahan dari Kemenag Pusat.
Pembukaan Program Keterampilan ini untuk memberikan bekal kecakapan hidup (life skill) bagi semua siswa-siswi MA Ma'arif Balong sesuai bakat dan minatnya. Keterampilan tidak dapat dielakkan di zaman globalisasi yang penuh persaingan hidup ini. Yang tidak mempunyai keterampilan akan terlindas oleh zaman, sedang sekolah yang tidak mau memberikan bekal keterampilan kepada anak didiknya akan tertinggal dan segera ditinggalkan oleh segmennya.

5.16.2011

Lulus UN 100%

Pada Ujian Nasional tahun pelajaran 2010/2011 ini semua siswa MA Ma’arif Balong Ponorogo yang menjadi peserta Ujian Nasional dinyatakan lulus 100%. Selamat kepada semua siswa yang telah berusaha sekuat tenaga menghadapi UN sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.

Berikut adalah nama-nama peserta UN MA Ma’arif Balong yang lulus UN 2010/2011, klik pada link berikut:

Daftar Siswa MA Ma’arif Balong Lulus UN 2010-2011

5.14.2011

AKREDITASI (A), MA MA`ARIF BALONG DIBANJIRI KEGIATAN

Zaman beralih musim bertukar. Tidak ada sesuatu pun yang tetap, semuanya akan berubah. Perubahan terjadi berkat usaha-usaha yang dilakukan. Tanpa usaha keras Ma Ma`arif Balong tidak akan menyandang status terakreditasi A. Dengan status terakreditasi A sekarang, mampukah Ma Ma`arif Balong mempertahankan dan bersaing dengan sekolah lain?

Madrasah Aliyah Ma`arif Balong Ponorogo tidak kenal lelah. Dengan memiliki rasa tidak kenal lelah itu akhirnya Madrasah ini telah terakreditasi A. Rasa tidak kenal lelah sudah melekat pada jiwa guru-guru dan staf Madrasah ini, dengan statusnya sekarang maka Ma Ma`arif Balong akan berupaya lebih keras mempertahankan prestasinya dan bersaing dengan sekolah lain.

Untuk mempertahankan prestasi dan bersaing dengan sekolah lain, yang dilakukan Ma ini sama halnya dengan usaha untuk mendapatkan status akreditasi A yaitu dengan berusaha lebih keras dan mengadakan berbagai kegiatan yang menunjang Madrasah lebih berkompetensi serta menciptakan siswa yang berprestasi. PMR misalnya, kegiatan ini dilaksanakan oleh siswa Ma Ma`arif Balong kelas X dan kelas XI Senin, 28 Februari 2011 bertempat di kampus Ma Ma`arif Balong. Dalam kegiatan PMR ini siswa diwajibkan memiliki tujuh prinsip dasar kepalangmerahan yang dikenal dengan nama “7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional”, yakni kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan. Dengan memiliki 7 Prinsip Dasar Palang Merah maka siswa Ma Ma`arif Balong akan melakukan sesuatu hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Kegiatan PMR ini merupakan salah satu segudang kegiatan yang ada di Ma Ma`arif Balong. Kegiatan lain yang mendukung adalah diterbitkannya buletin AL~MA`ARIF. Buletin AL~MA`ARIF diterbitkan pertama kali oleh Ma Ma`arif Balong pada bulan Agustus 2010 yang bertujuan untuk memberikan motivasi pada siswa dalam mngembangkan bakatnya dalam bidang jurnalistik. Dengan bulletin siswa dapat meluapkan ide atau gagasannya melalui sebuah tulisan yang memikat hati pembaca dan memiliki nilai estetika. Hal ini terbukti dengan munculnya karya siswa dalam menulis cerpen dan puisi di bulletin tersebut. Adanya bulletin itulah siswa akan semakin percaya diri dengan bakat yang dimilikinya.

Melihat salah satu siswanya memilki bakat menulis, Ma Ma`rif tidak tinggal diam. Maka Ma ini langsung mengadakan seminar pelatihan jurnalistik. Pelatihan jurnalistik diadakan Ma Ma`arif Balong pada Sabtu, 5 Februari 2011 dengan narasumber ibu Peni Nurhidajati, S. Pd salah satu dosen di STKIP PGRI PONOROGO sekaligus sebagai kepala sekolah SD Immersion Ponorogo. Pelatihan jurnalistik ini mengajak siswa untuk menulis sebuah berita yang baik dan menjadi seorang wawancara yang handal. Dalam pelatihan tersebut siswa terlihat antusias dan bersemangat sekali. Terlihat ketika ibu Peni mengajak siswa bernyanyi disela-sela penyampaian materi untuk menghilangkan kejenuhan sejenak. Dengan pelatihan jurnalistik inilah Ma Ma`arif Balong dapat menciptakan siswa yang siap untuk terjun langsung dalam bidang jurnalistik dan menjadi seorang jurnalis yang hadal.

Setelah mengikuti pelatihan jurnalistik dan mendapat ilmu tentang hal menulis, siswa langsung berlomba-lomba meluapkan idenya dengan tulisan yang bernilai esteika sehingga muncul dalam bulletin AL~ MA`ARIF. Dengan semangat yang tinggi dari siswa itulah Ma Ma`arif Balong meluncurkan Buletin AL~ MA`ARIF yang kedua. Bulletin yang kedua ini diterbitkan bulan Maret 2011 kemarin yang menuliskan berbagai berita, artikel, resensi, cerpen, dan puisi-puisi karya siswa. Ini menunjukkan bahwa siswa Ma Ma`arif Balong berprestasi dan berkompetensi.

Berbeda halnya dengan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Bila bulletin mengembangkan bakat dalam menulis maka KIR ini menciptakan siswa yang berproduktif. KIR ini mengajak siswa khususnya kelasa X dan XI Ma Ma`arif Balong untuk menghasilkan pupuk alami. Ibu Eny Purwanti salah satu guru di Madrasah ini selaku pembimbing mengajak siswa memanfaatkan sampah organic menjadi brang yang bermanfaat. Kegiatan KIR ini dilakukan setiap satu bulan sekali, siswa dibantu pembimbing mengumpulkan sampah organic (daun kering dan daun basah) sebagai bahan untuk dijadikan pupuk alami dengan cara memotong sampah organic tersebut. Setelah pemotongan, sampah itu diberi air, aktifator (Em 4)dan kemudian dimasukkan dalam composer. Siswa setiap harinya harus mengamati suhu, bila dibawah 5o derajat maka harus dibalik dan dibeikan tambahan activator. Dalam beberapa hari kompos akan membusuk. Barulah kompos yang membusuk itu dikeringkan dan diayak, maka jadilah pupuk alami buatan siswa Ma Ma`arif tersebut.

Untuk melakukan kegiatan tersebut, siswa harus memiliki kedisiplinan. Kedisiplinan itu diperoleh siswa ketika mengikuti Pelantikan Penegak Bantara pada Sabtu, 29 Januari 2011 di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri dengan peserta seluruh siswa kelas X dan XI Ma Ma`arif Balong dan Bapak Sujianto sebagai pembinanya. Kegiatan dalam Bantara diantanya; kemah safari, lintas medan, simulasi penyelamatan korban gempa bumi dan tanah longsor, haling rintang, praktik SAR darat, udara, dan air, unian SKU dan terakhir adalah upacara pelantikan upacara. Adapu tujuan pelantikan bantara ini untuk mendidik siswa agar membudayakan kedisiplinan dalam segala hal, mengenal lingkungan dan berusaha menyesuaikan sebagaimana lambang gerakan pramuka, melatih siswa untuk mandiri, dan mendidik supaya siap dalam belajar dan berkarya. Dengan memilki sikap disiplin itulah nanti siswa dapat mengembangkan bakat, miatnya untuk dapat berkarya sehingga bermanfaat bagi orang lain dan dapat menghasilakan sesuatu tepat pada waktunya.

Kegiatan-kegiatan di atas merupakan usaha Ma Ma`arif Balong untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menciptkan siswa berprestasi, siswa yang mampu berkarya, berkualitas, berproduksi, serta yang lebih penting menciptakan siswa yang berguna bagi bangsa dan negara. Dengan sederet kegiatan itu pula Ma Ma`arif mampu untuk bersaing dengan sekolah lain dan mampu untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih. Amiin.