Taushiyah



MEMBUKA PINTU REJEKI
By Prayogi Hastowo, SE, M.Si

Rezeki, begitu pula jodoh dan kematian, ada di tangan Tuhan. Memang Allah telah menetapkan bagi setiap hamba rezekinya masing-masing, tetapi rezeki harus dijemput dan tidak ujug-ujug jatuh dari langit. Ada beberapa pra kondisi dimana manusia itu siap menerima rezeki tersebut, sehingga rezeki bisa datang kepadanya. Berikut ini cara-cara agar kita siap untuk membuka pintu dan menjemput rezeki:
1.      Tobat dan Istighfar
Siapa yang banyak membaca istighfar, Allah akan membebaskanbya dari berbagai kedukaan, akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, dan membuka curahan rezeki dari berbagai arah yang tiada diperkirakan sebelumnya. (HR. Ahmad)
2.      Bertaqwalah
Bertaqwalah kepada Allah karena takwa itu pangkal segala kebajikan. (HR Thobrani)
Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang, Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)
Ciri-ciri orang yang taqwa menurut ayat di atas:
  1. Dengan menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit.
  2. Orang yang menahan amarahnya, yakni mengendalikan diri saat sedang marah. Jika kita mampu mengendalikan diri berarti memiliki sifat sabar ketika menghadapi situasi.
-         Ketika serba kekurangan dalam hal rezeki
-         Ketika menghadapi musibah
-         Ketika menegakkan kebenaran
  1. Mampu memaafkan kesalahan orang lain baik diminta maupun tidak, tidak ada dendam dalam hatinya kepada orang lain.
  2. Senantiasa ingat kepada Allah (dzikrullah)
Referensi: QS al-A’raf: 35; ak-A’raf: 96, dan At-Thalaq: 2,3,4
3.      Tegakkan Sholawat
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. (Al-Baqarah: 45)
Barangsiapa melakukan sholat lima waktu tepat waktunya maka Allah akan memuliakan dengan sembilan kemuliaan, yaitu:
  1. Dicintai Allah
  2. Fisiknya akan sehat
  3. Dijaga oleh malaikat
  4. Keberkahan memenuhi rumahnya
  5. Menampak pada wajahnya tanda-tanda orang baik
  6. Hatinya menjadi lembut
  7. Akan berjalan pada shiratul mustaqim seperti kilat.
  8. Diselamatkan dari api neraka.
  9. Allah akan menempatkannya bersama orang-orang yang sudah tidak lagi takut dan sedih.
4.      Betapa berharganya sebuah keluarga
Rumah tanggamu Istanamu, jadikanlah sebagai tempat yang penuh bunga-bunga segar, harum, dan indah dipandang mata sehingga membuatmu betah dan nyaman di dalamnya.
5.      Hargailah waktu
Betapa berharganya waktu itu sehingga Tuhanmu bersumpah atas nama waktu.
6.      Senyumlah
Senyuman itu bagaikan perhiasan batin yang memperindah perhiasan lahir yang kurang cantik. Senyuman dapat menaklukkan hati yang bengis dan dapat menundukkan orang yang kerasa kepala.
7.      Berbaktilah kepada orang tuamu
Jika seornag hamba tidak lagi mendoakan orang tuanya, maka rezekinya akan terputus. (HR al-Hakim dan Dailami)
8.      Pegang teguhlah cita-citamu
Cita-cita merupakan rahmat dari Allah kalau bukan karena cita-cita, maka seorang ibu tidak akan menyusui anaknya dan seorang petani tidak akan menanam padi.
9.      Selalu berbuat yang terbaik.
Sesungguhnya Allah menyukai apabila salah seorang dari kalian berbuat sesuatu maka dia lakukan dengan sebaik-baiknya.
10.  Keyakinan adalah keajaiban
Aku berpegang teguh pada kebesaran Allah, karena Dialah yang Maha Kuasa maka segala-galanya keyakinan kepada Allah adalah sumber kekuatan hidupku yang paling besar dalam kehidupanku. Dan aku percaya kepada diri dan kemampuanku karena aku tahu bahwa sebutir kepercayaan diri lebih besar nilainya daripada sekarung bakat yang tertidur. Yakin kepada Allah dan percaya diri menciptakan mukjizat di atas dunia.
11.  Jauhilah rasa iri dan dengki
Capailah kemasyhuran dengan jalan merdeka dan cara yang sehat. Jangan dengki pada kemasyhuran orang lain. Orang dengki melihat keuntungan orang lain pertanda masih dangkal ilmu pengetahuannya dan masih lemah imannya.
12.  Kekuatan optimis
Kemasyhuran kita tidak terletak pada kenyataan bahwa kita tidak pernah jatuh, tetapi bahwa kita bangkit lagi setelah jatuh.
13.  Kesehatan memang bukan segala-galanya. Akan tetapi kekayaan dan segala kenikmatan hidup lainnya, akan menjadi tidak berarti kalau tanpa kesehatan.
14.  Tetaplah berbaik sangka
Berfikir baik akan diikuti oleh kebaikan. Berfikir buruk akan diikuti keburukan. Anda adalah apa yang Anda pikirkan.
15.  Kekuatan kasih sayang
Barangsiapa yang tidak mengasihi manusia, maka dia tidak akan dikasihi Allah.
16.  Berikanlah sedekahmu
Nabi bersabda, “Berikan hartamu maka Aku akan memberi padamu,” (HR Bukhori dan Muslim). “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir berisi seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendakinya dan Allah maha luas (karunianya) bagi yang mengetahui. (Al-Baqarah: 261)
17.  Bersyukurlah selalu
Jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) padamu, tapi jika kamu kufur maka siksaku sangat pedih.
18.  Silaturahmi, persaudaraan, dan persahabatan
Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka peliharalah hubungan silaturahmi (HR Bukhori dan Muslim)
19.  Kerja Keras

Pergeseran batu yang keras saja dapat menerbitkan api. Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus menerus walaupun pekerjaan itu kecil atau sedikit. (HR Bukhori Muslim)

CARA HIDUP YANG BERNILAI IBADAH

Ibadah atau menyembah kepada Allah SWT adalah tugas pokok dalam kehidupan manusia di dunia ini sebagaimana firman Allah surat al-Dzariat ayat 56. Ibadah dalam arti yang luas baik yang berdimensi ibadah mahdlah maupun ibadah social, yang dilakukan sesuai ketentuan syariat, secara tulus ikhlas demi mengabdi kepada Allah dengan penuh kecintaan dan mengharapkan ridlo-Nya.
            Ibadah menurut Ibnu Taimiyah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridloi oleh Allah SWT baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.
            Pada hakekatnya setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Islam untuk keperluan hidupnya, dan usaha-usaha yang dikerjakan untuk kepentingan keluarganya dapat bernilai ibadah, begitu pula perwujudan sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, manakala semua itu diniatkan untuk mengabdi dan mencari keridloan Allah. Para pegawai, karyawan, buruh, petani, pedagang, dan profesi lainnya dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya itu bernilai sebagai ibadah apabila didasarkan pada ketentuan-ketentuan syariat.
            Agar setiap aktivitas kehidupan kita dapat bernilai ibadah, kita harus memeprhatikan beberapa hal berikut ini:
1.      Menata niat yang benar. Setiap aktifitas yang kita lakukan harus disertai dengan niat yang benar dan tulus ikhlas, yaitu niat yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT. Seperti makan dan minum agar bernilai ibadah, maka harus disertai niat bahwa dengan makan dan minum itu agar diri kita sehat dan kuat sehingga dapat beribadah kepada Allah. Bekerja yang halal dapat bernilai ibadah, bila dilakukan karena Allah, untuk mencari nafkah buat istri, anak dan keluarganya sehingga mampu bertahan hidup untuk melakukan ibadah dan taat kepada Allah SWT.
2.      Aktifitas dan usaha yang dilakukan itu bukan termasuk yang dilarang oleh Allah, seperti perdagangan minuman keras, prostitusi, transaksi riba, dan hal-hal lainnya yang dilarang dalam agama Islam. Bekerja dan beraktifitas pada hal-hal yang dilarang oleh agama tersebut bukan termasuk ibadah walaupun diniatkan untuk mencari nafkah buat anak dan istri, untuk beramal dan bersedekah dari hasil karyanya itu, tetapi suatu kemaksiatan kepada Allah dan besar dosanya.
3.      Setiap pekerjaan dan usaha yang dijalani itu, hendaklah dilakukan dengan tetap mengingat akan kebesaran Allah dan mengharap rahmat-Nya. Jangan sampai semua itu justru membuat kita lalai dari mengingat Allah SWT, sebagaimana firman Allah surat al-Munafiqun ayat 9 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kamu dan anak-anak kamu melalaikan kamu dari mengingat Allah dan barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka termasuk golongan orang-orang yang merugi.”
4.      Setiap pekerjaan dan usaha yang dilakukan tidak melanggar batas-batas yang ditentukan syariat Islam, tidak berlaku zalim, tidak disertai tipu menipu, tidak berdusta, tidak berkhianat, tidak merampas hak-hak orang lain dan lain sebagainya.
5.      Setiap pekerjaan dan usaha yang dilakukan, hendaklah dilaksanakan dengan baik, sungguh-sungguh dengan tetap menjaga akhlakul Karimah. Dalam hadis riwayat al-Baihaqi, Rasulullah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai seseorang di antara kamu yang ketika mengerjakan sesuatu perkara, dilakukan dengan tekun dan teliti.”
Kiranya jelaslah bagi kita setiap amal perbuatan yang kita lakukan dengan tetap memperhatikan hal-hal tersebut, maka amal perbuatan kita tersebut bermakna dan bernilai ibadah. Dengan begitu, kita telah memenuhi panggilan Allah SWT, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia dan jin,yaitu untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah senantiasa mengandugerahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin…